Ayam hutan merah sumatera (Gallus gallus gallus), ini ayam saya dapet dari desa kumbang alai, kabupaten ogan ilir, Sumatera Selatan. Cakep ya cupingnya putih hehehe, jika ayam hutan merah sumatera jantan dikawinkan dengan ayam kampung betina, anakan hasil perkawinan silangnya disebut ayam brugo (sebutan untuk di daerah sumsel,lampung dan bengkulu) jika di sumatera barat disebut ayam birugo.
Suara kokok ayam hutan merah sumatera sendiri cukup unik, ada sih yang menyamakannya dengan suara kokok ayam katek. Namun jika didengarkan ada perbedaannya, kokok ayam hutan merah sumatera durasinya pendek dan melengking yang paling khas ada konsonan huruf "R" yang terdengar parau, kira-kira terdengar seperti ini ooo'uk..rrrr.
Jika mau memelihara ayam hutan merah sumatera harus diperhatikan tata letak kandangnya, sejinak-jinaknya ayam hutan ini jika dipindah kandang maka dia bakalan stress berat yang berujung kematian.
Sebelum membeli ayam hutan merah sumatera persiapkan terlebih dahulu kandangnya yang dapat membuat ayam hutan merasa nyaman, usahakan kandangnya berada ditempat yang teduh/tidak terkena matahari langsung, terhindar dari percikan air hujan, jauh dari sumber amoniak contohnya jangan membuat kandang berdekatan dengan parit/tempat pembuangan sampah.
Ayam hutan merah sumatera yang baru dibeli biasanya masih liar, mudah stress jika melihat manusia..sukur-sukur jika kita dapet yang sudah lama dipelihara penduduk desa malah lebih mudah memeliharanya hehehe. Untuk ayam yang masih liar dibutuhkan penjinakan terlebihdahulu, untuk menjinakan ayam hutan sama kok seperti kita menjinakan burung berkicau. Hari pertama kandang harus dikerodong biar dia beradaptasi dengan lingkungan baru, siapin saja air minum dan makanannya berupa padi atau jewawut (makanan burung perkutut) di dalam kandangnya yang dikira cukup untuk 1 minggu. Selama satu minggu adaptasi kerodong/penutup kandang jangan dibuka-buka ya biarkan si ayam terbiasa dengan suasana di dalam kandannya.
Setelah satu minggu dicek kondisi pakan dan airnya, jika berkurang ditambah dan kerodong kandangnya mulai diangkat setengah dari tinggi kandangnya, biar si ayam terbiasa melihat kegiatan diluar kandangnya. Jika ayam hutan sudah terlihat adem ayem dengan kehadiran kita, tidak lagi terlihat gelisah dan menabrak-nabrak dinding kandangnya maka kerodong kandang mulai dibuka seluruhnya.
Jika setelah satu minggu kerodong dibuka dan ayam hutannya tetep kalem tinggal pendekatan sang pemilik, PDKT istilahnya hahahaha, pendekatannya dapat menggunakan jangkrik yang kita kasih ke ayamnya dari luar kandang "ingat lho jika ayam belum mau makan jangkrik dari tangan jangan dipaksa" dicoba saja setiap hari lama-lama dia mulai percaya dengan pemiliknya dan mau memakan jangkrik dari tangan.
Pengalaman saya dalam menjinakan ayam hutan sumatera yang paling cepet butuh waktu tiga minggu dan yang terlama sampe butuh waktu empat bulan, tergantung karakter ayamnya juga sih ada yang pemberani ada yang super penakut. Oh ya jika ayam sudah jinak dan betah dikandangnya sebaiknya jangan dipindah-pindah itu kandang kelokasi lain bisa-bisa ayamnya stress dan kita harus melakukan adaptasi si ayam ke lingkungan baru lagi.
Jika ayam hutan sudah stress dia bakalan mogok makan dan rentan terserang penyakit. Untuk ayam yang sudah jinak harus dijaga dari perubahan cuaca dan diperhatikan kebersihan kandangnya. Pengalaman saya ayam hutan jika mulai memasuki musim hujan mudah sekali terserang flu dan berak kapur.
Untuk menjaga staminanya dimusim hujan bisa kita gunakan madu yang dicampurkan ke dalam air minumnya atau menggunakan suplemen/vitamin khusus ayam yang banyak dijual di kios-kios pakan ayam sesuai takaran dikemasannya.